Media sosial memberikan peluang besar bagi bisnis untuk memengaruhi perilaku pelanggan. Dengan konten yang menarik, testimoni, dan interaksi langsung, perusahaan bisa membangun loyalitas, mempercepat keputusan pembelian, dan memperluas jangkauan pasar secara lebih personal dan cepat. Namun, media sosial juga membawa tantangan, seperti penyebaran ulasan negatif yang cepat, perubahan tren yang sulit diprediksi, serta sulitnya mempertahankan kepercayaan konsumen di tengah banyaknya informasi dan persaingan. Menyadari potensi dan tantangan ini, Sekolah Tinggi Ekonomi (STIE) Kasih Bangsa mengadakan Webinar dengan judul The Impact Of Social Media on Customer Behavior melalui platform Zoom pada tanggal 26 April 2025. Sigit Pramono Hadi, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen STIE Kasih Bangsa membuka webinar ini dengan penuh semangat. Webinar ini menghadirkan 2 Narasumber hebat yaitu Dr. (Cand) Muhammad Nazif, SE., MM., NCT., CPS., CDMS dan Andry Anshari, S.I.P, M.IP.
The Impact Of Social Media on Customer Behavior adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa kita hindari pada era sekarang ini, karena ada teknologi internet maka berkembanglah media-media baru yang melengkapi ekosistem media lama. Sosial media termasuk media baru yang mana satu satunya ciri khasnya adalah adanya interaksi antara satu audien dengan audien yang lain sehingga dalam interaksi itulah kemudian berkembang menjadi pertemanan dan jejaring dan menjadi komunitas virtual yang luar biasa besarnya dan tidak bisa dihentikan oleh sebuah kegiatan apapun karena ini menjadi massive dan sangat memberikan warna dalam pergaulan sehari-hari. Namun dari situ kemudian muncullah kepentingan-kepentingan bisnis yang memanfaatkan media social dalam berkegiatan ujar Sigit Pramono Hadi.
Media sosial telah menjadi bagian penting kehidupan sehari-hari. di mana konsumen menggunakan media sosial untuk hiburan, mencari informasi produk, membandingkan harga, dan membeli. Selanjutnya ada Perubahan Pola Konsumen dimana Konsumen kini lebih aktif dan terinformasi. Keputusan pembelian dipengaruhi review, testimoni, dan influencer. Konsumen menjadi co-creator pengalaman merek. Media Sosial sebagai Kanal Promosi dimana Iklan media sosial dapat disesuaikan berdasarkan data demografi. Lebih hemat biaya dengan jangkauan luas dibanding media tradisional. ROI iklan Instagram lebih tinggi dibandingkan TV untuk brand fashion & beauty. selanjutnya Algoritma & Personalisasi dimana Platform seperti Facebook, Instagram, TikTok menggunakan algoritma untuk menampilkan konten relevan. Contoh: setelah menonton video sepatu, iklan sepatu muncul terus menerus. selanjutnya Pengaruh Ulasan & Testimoni dimana 92% konsumen membaca review sebelum membeli. Rating dan testimoni menjadi faktor utama pengambilan keputusan di e-commerce. selanjutnya Influencer Marketing dimana Influencer berperan besar dalam mempengaruhi keputusan konsumen. Micro-influencer dianggap lebih terpercaya dalam komunitas kecil (niche audience). selanjutnya Perilaku FOMO (Fear of Missing Out) FOMO memicu pembelian impulsif. Strategi seperti “stok terbatas” dan “promo waktu terbatas” mempercepat keputusan beli. selanjutnya User-Generated Content (UGC) di mana Konsumen ikut mempromosikan produk melalui konten mereka. UGC dianggap lebih autentik dan dipercaya dibanding iklan brand. selanjutnya Interaktivitas & Engagement dimana Konsumen tidak hanya melihat, tetapi juga berinteraksi (komentar, share, react). Konten interaktif (polling, kuis) meningkatkan loyalitas dan efektivitas pemasaran. selanjutnya Tren Belanja Sosial (Social Commerce) dimana Pembelian langsung dalam aplikasi (TikTok Shop, Instagram Shop). Konten dan transaksi terintegrasi menciptakan pengalaman seamless. selanjutnya Tantangan & Risiko dimana Risiko hoax dan fake review dapat merusak kredibilitas brand. Content overload membuat konsumen cepat bosan.Terlalu banyak iklan bisa menurunkan kepercayaan. selanjutnya Strategi Marketing Efektif dimana Konten harus menarik, jujur, dan konsisten. Gunakan storytelling untuk memperkuat pesan brand. Lakukan analisis insight (reach, impression, engagement) untuk evaluasi dan perbaikan.
1.Transformasi Perilaku Konsumen
Di era digital, konsumen tidak hanya membeli produk, tetapi juga makna di baliknya. Konsumen menjadi lebih aktif, kritis, dan partisipatif. Informasi kini dikuasai oleh publik, bukan lagi media arus utama. Konsumsi terkait dengan nilai, identitas, dan pilihan sosial-politik.
2.Media Sosial: Dari Promosi Produk ke Promosi Gagasan
Media sosial menjadi ruang strategis untuk membentuk persepsi publik. Pemasaran tak hanya soal barang, tapi juga tentang ide, nilai, dan identitas. Tokoh publik, politisi, dan aktivis menggunakan strategi branding layaknya produk. Konten viral berperan besar dalam membentuk opini secara cepat dan emosional.
3.Konsumen Sebagai Suara Pasar
Konsumen memiliki peran penting dalam membentuk pasar melalui opini dan perhatian mereka.
“Perhatian” menjadi mata uang baru di media sosial. Konsumen dipengaruhi oleh algoritma yang mengarahkan opini dan keputusan.
4.Kesimpulan dan Implikasi
Media sosial telah merevolusi cara berpikir dan bertindak konsumen. Identitas sosial dan pilihan politik kini melekat dalam perilaku konsumsi. Literasi digital sangat penting untuk menciptakan konsumen dan pemilih yang kritis dan otonom. Strategi pemasaran masa depan harus mengedepankan nilai, etika, keadilan sosial, dan transparansi.