Di tengah ketidakpastian ekonomi global, inflasi yang terus meningkat, dan biaya hidup yang makin tinggi, investasi kini dipandang sebagai kebutuhan utama, bukan lagi sekadar pilihan bagi masyarakat Indonesia. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tingkat inflasi Indonesia mencapai 2,75% pada tahun 2024, yang berarti nilai uang akan terus tergerus bila hanya disimpan dalam bentuk tunai. Dalam kondisi ini, investasi menjadi alat penting untuk mempertahankan dan menumbuhkan nilai kekayaan. Investasi di Indonesia menunjukkan tren positif pada awal tahun 2025. Realisasi investasi pada kuartal I mencapai Rp465 triliun, meningkat 15,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp230 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp234,8 triliun Menurut laporan terbaru dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal di Indonesia telah menembus 13 juta orang per Maret 2025, meningkat lebih dari 20% dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang. Menyadari potensi dan tantangan ini, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kasih Bangsa mengadakan Webinar dengan Judul Investasi dan Pelunag Karir di Pasar Modal melalui platform Zoom pada tanggal 09 Mei 2025. Sigit Pramono Hadi, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen STIE Kasih Bangsa membuka webinar ini dengan penuh semangat. Webinar ini menghadirkan 2 (dua) Narasumber hebat yaitu Dominikus Tinambunan dan Ryelo Havifuddin Ashari
“Investasi bukan hanya untuk orang kaya. Mulai dari Rp10.000, masyarakat sudah bisa berinvestasi di reksa dana. Yang terpenting adalah konsistensi dan pemahaman,” ujar Sigit Pramono Hadi “Investasi adalah sarana untuk menjaga nilai uang dari inflasi dan mempersiapkan masa depan. Bagi Gen Z, investasi bisa membantu mewujudkan tujuan jangka panjang seperti membeli rumah, pendidikan lanjut, hingga pensiun dini,” ujar Sigit Pramono Hadi. Gen Z memulai dari investasi yang memiliki risiko rendah, seperti reksa dana pasar uang atau obligasi ritel negara, sambil terus belajar tentang manajemen risiko dan diversifikasi portofolio. Pasar modal Indonesia tengah mengalami momentum pertumbuhan yang signifikan, baik dari sisi jumlah investor maupun dari segi kontribusi terhadap perekonomian nasional. Tak hanya menjadi wahana investasi yang semakin diminati masyarakat, pasar modal juga menghadirkan beragam peluang karir yang menarik bagi generasi muda, khususnya mereka yang siap beradaptasi dengan era digital dan berbekal literasi finansial. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 13,7 juta Single Investor Identification (SID) hingga akhir Maret 2025. Ini menunjukkan peningkatan sekitar 2,3 juta investor dibandingkan tahun sebelumnya atau tumbuh hampir 20% year-on-year. Mayoritas dari investor baru ini berasal dari kalangan milenial dan Gen Z, yang memanfaatkan platform digital untuk bertransaksi saham, reksa dana, dan obligasi
“Investasi adalah langkah penting untuk melindungi nilai kekayaan dan mencapai tujuan finansial, baik jangka pendek maupun jangka panjang,” ujar Dominikus Tinambunan. Tanpa investasi, masyarakat hanya akan bergantung pada tabungan yang nilainya terus tergerus inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa tingkat inflasi Indonesia pada tahun 2024 mencapai 2,75%. Artinya, uang yang hanya disimpan di tabungan tanpa pertumbuhan akan kehilangan daya beli dalam beberapa tahun ke depan. Menurut Dominikus, investasi juga berperan dalam Mempersiapkan dana pensiun, Mewujudkan mimpi besar seperti membeli rumah, pendidikan anak, atau liburan dan Membangun ketahanan keuangan terhadap kondisi darurat seperti pemutusan hubungan kerja atau krisis ekonomi. Beragam instrumen kini tersedia, mulai dari reksa dana, saham, obligasi ritel negara, emas, hingga properti digital. Kemudahan akses melalui aplikasi investasi juga mendorong semakin banyak orang memulai investasi hanya dengan modal puluhan ribu rupiah. Tak hanya sebagai tempat berinvestasi, pasar modal juga membuka banyak peluang karir yang menjanjikan. Profesi seperti analis keuangan, manajer investasi, konsultan pasar modal, hingga data scientist di sektor keuangan kini semakin dibutuhkan. Pasar modal merupakan salah satu pilar penting dalam sistem keuangan suatu negara. Di Indonesia, peran pasar modal semakin vital, terutama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, memperluas akses pembiayaan, serta menyediakan alternatif investasi yang menarik bagi masyarakat. Di sisi lain, pasar modal juga membuka pintu bagi berbagai peluang karir profesional yang menjanjikan, khususnya bagi generasi muda yang memiliki semangat belajar tinggi dan kesiapan beradaptasi dengan perubahan zaman. Menurut laporan Indonesia Capital Market Institute (TICMI), permintaan tenaga kerja profesional di bidang pasar modal meningkat sekitar 15% setiap tahun, terutama untuk posisi yang memerlukan sertifikasi seperti Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) dan Certified Financial Planner (CFP).
“Pasar modal bukan hanya untuk mereka yang berlatar belakang keuangan. Saat ini, perusahaan sekuritas juga mencari talenta dari bidang teknologi, hukum, bahkan komunikasi,” jelas Ryelo Havifuddin Ashari. Profesi yang umum dijumpai di sektor ini antara lain: Analis Keuangan: Mengkaji kondisi keuangan perusahaan dan merekomendasikan strategi investasi. Manajer Investasi: Mengelola portofolio klien dan membuat keputusan investasi.
Trader Institusional: Melakukan transaksi besar atas nama institusi. Perencana Keuangan (Financial Planner): Membantu individu merencanakan keuangan jangka panjang. Compliance Officer: Menjamin kepatuhan terhadap regulasi pasar modal.
Research Analyst: Menganalisis sektor dan perusahaan untuk membuat laporan riset.
Data Scientist: Menerapkan analitik dan AI untuk mendukung keputusan investasi. Peluang karir juga tersedia di bidang teknologi informasi, hukum pasar modal, komunikasi korporat, dan pemasaran produk investasi. Lulusan dari berbagai disiplin ilmu—tidak hanya ekonomi atau akuntansi—dapat memasuki industri ini dengan pelatihan dan sertifikasi yang sesuai. Untuk membangun karir dan portofolio investasi yang kuat, diperlukan strategi yang terencana: Mulai dari sekarang: Semakin awal memulai investasi atau karir, semakin besar potensi hasilnya. Tentukan tujuan: Keuangan dan karir harus memiliki target yang jelas. Belajar terus-menerus: Dunia pasar modal dinamis, diperlukan pembaruan ilmu secara berkala.
Ambil sertifikasi: Sertifikasi memperkuat kompetensi dan kredibilitas profesional.
Bangun jaringan: Komunitas investor dan profesional membuka banyak peluang. Pasar modal Indonesia menawarkan peluang besar, baik sebagai wahana investasi maupun ladang karir. Dengan pertumbuhan investor yang pesat, kemajuan teknologi, serta dukungan regulasi, sektor ini diproyeksikan akan menjadi penggerak utama ekonomi nasional Partisipasi aktif dari masyarakat, khususnya generasi muda, sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem pasar modal yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan. Dengan bekal literasi yang cukup, strategi yang tepat, dan semangat belajar, siapa pun dapat meraih kesuksesan finansial dan profesional melalui pasar modal