Menurut data dari Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), jumlah startup yang ada di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Dari sektor e-commerce, fintech, edtech, hingga healthtech, berbagai jenis startup bermunculan dan menawarkan solusi-solusi inovatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan akses internet yang lebih luas, startup-startup ini tidak hanya menarik perhatian pasar domestik, tetapi juga pasar internasional. Hingga 30 Januari 2025, Indonesia memiliki 2.771 startup teknologi, meningkat 7,98% dari tahun sebelumnya. Jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah startup terbanyak di Asia Tenggara, menyumbang 52,53% dari total 5.275 startup di kawasan tersebut . Menyadari potensi dan tantangan ini, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kasih Bangsa mengadakan Webinar dengan Judul How To Make Your Startup Growth melalui platform Zoom pada tanggal 24 April 2025. Sigit Pramono Hadi, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen STIE Kasih Bangsa membuka webinar ini dengan penuh semangat. Webinar ini menghadirkan 3 (tiga) Narasumber hebat yaitu Dr. Keni Kaniawati SE.M.Si.MCDMA, Ahembang Nugraha, SE., MM, dan Wahyu Eko Widodo, MBA.
Di dunia yang terus berkembang ini, startup-startup yang berhasil mencatatkan pencapaian luar biasa menunjukkan betapa pentingnya inovasi, ketekunan, dan adaptasi terhadap perubahan pasar. Di Indonesia, sejumlah startup telah berhasil mengubah lanskap industri dan memberikan dampak besar, tidak hanya untuk ekonomi digital, tetapi juga untuk masyarakat secara umum ujar Sigit Pramono Hadi
Ekosistem startup di Indonesia terus menunjukkan geliat positif meskipun menghadapi tantangan serius dalam pendanaan. Hingga awal tahun ini, Indonesia tercatat memiliki 2.771 startup teknologi, meningkat hampir 8% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah startup terbanyak di Asia Tenggara. Namun, di balik pertumbuhan jumlah tersebut, terdapat dinamika yang cukup mencemaskan: pendanaan untuk startup mengalami penurunan tajam. Data terbaru menunjukkan bahwa total investasi yang masuk ke startup Indonesia pada kuartal pertama 2025 hanya mencapai sekitar USD 27,8 juta dari 13 putaran pendanaan, turun hampir 85% dibanding periode yang sama tahun lalu. Analis menyebut fenomena ini sebagai dampak lanjutan dari “Tech Winter” global, di mana investor mulai lebih selektif dan fokus pada keberlanjutan serta profitabilitas daripada sekadar valuasi tinggi. “Model bisnis yang realistis dan potensi keberlanjutan jangka panjang kini menjadi daya tarik utama bagi investor,” ujar Dr. Keni Kaniawati SE., M.Si., MCDMA.
Dalam dunia bisnis yang kompetitif saat ini, mengembangkan sebuah startup bisa menjadi perjalanan yang menantang namun sangat memuaskan. Apakah Anda baru memulai bisnis atau mencari cara untuk mempercepat pertumbuhannya, perencanaan strategis dan upaya yang fokus sangat penting untuk kesuksesan jangka panjang. Menurut Ahembang Nugraha SE., MM terdapat panduan untuk mengembangkan startup dengan efektif:
1. Tentukan Visi dan Misi yang Jelas Pertumbuhan startup dimulai dengan fondasi yang kuat. Menetapkan visi yang jelas memberikan arah, sementara pernyataan misi yang kuat membantu menjaga motivasi dan keselarasan tim. Ketahui dengan jelas masalah apa yang dipecahkan oleh produk atau layanan Anda, dan sesuaikan strategi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Fokus pada Strategi yang Berfokus pada Pelanggan
Pelanggan yang puas adalah tulang punggung dari bisnis yang sukses. Pastikan tidak hanya menjual produk, tetapi juga memberikan solusi yang dapat meningkatkan kehidupan pelanggan. Mendengarkan umpan balik pelanggan dan bertindak berdasarkan hal tersebut sangat penting. Jaga keterlibatan pelanggan melalui dukungan yang luar biasa, komunikasi yang terus-menerus, dan pengalaman yang dipersonalisasi.
3. Manfaatkan Pemasaran Digital
Di era digital saat ini, pemasaran sangat penting untuk pertumbuhan. Bangun kehadiran online melalui media sosial, pemasaran konten, dan optimisasi mesin pencari (SEO). Gunakan iklan berbayar dengan bijak untuk menargetkan audiens yang tepat, dan selalu pantau kinerja kampanye untuk memastikan Anda mendapatkan pengembalian investasi (ROI) yang baik.
4. Bangun Jaringan yang Kuat
Jaringan adalah salah satu alat yang paling kuat untuk pertumbuhan startup. Bangun hubungan dengan para ahli industri, investor, calon klien, dan pengusaha lainnya. Hadiri acara-acara networking, terlibat di platform profesional seperti LinkedIn, dan jangan ragu untuk meminta saran dari orang-orang yang telah berada di posisi Anda.
5. Skalakan Operasi Anda Secara Bertahap
Skalakan terlalu cepat bisa mengakibatkan ketidakefisienan operasional dan kelelahan. Fokuslah pada pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan. Otomatiskan proses di tempat yang memungkinkan dan investasikan pada teknologi yang dapat membantu memperlancar operasi Anda. Pastikan Anda memiliki tim yang tepat untuk menangani pertumbuhan tanpa mengorbankan kualitas atau layanan.
6. Dapatkan Pendanaan yang Tepat
Jika Anda berencana untuk berkembang dengan cepat, pendanaan sering kali diperlukan. Cari investor yang sejalan dengan visi Anda dan dapat memberikan lebih dari sekadar uang — akses ke jaringan, pengalaman industri, dan nasihat strategis bisa sangat berharga. Pertimbangkan berbagai opsi pendanaan seperti modal ventura, crowdfunding, atau hibah pemerintah.
7. Kembangkan Budaya Perusahaan yang Kuat
Tim Anda memainkan peran yang sangat penting dalam kesuksesan startup. Ciptakan budaya perusahaan yang positif dan inovatif yang memberi kekuatan kepada karyawan untuk berpikir kreatif dan bekerja sama secara efektif. Tim yang termotivasi dan bahagia lebih cenderung memberikan hasil yang luar biasa dan menciptakan lingkungan kerja yang baik.
8. Analisis Data dan Sesuaikan Strategi
Startup yang sukses terus melacak dan menganalisis data. Indikator kinerja utama (KPI) yang berkaitan dengan akuisisi pelanggan, retensi, dan pertumbuhan pendapatan akan memberikan wawasan tentang apa yang berhasil dan apa yang tidak. Gunakan informasi ini untuk menyempurnakan strategi Anda dan membuat keputusan yang lebih terinformasi.
9. Perluas Penawaran Anda Secara Strategis
Setelah produk atau layanan inti Anda berhasil, pertimbangkan untuk memperluas penawaran Anda. Namun, hal ini harus dilakukan dengan hati-hati. Evaluasi permintaan pasar dan pastikan produk atau layanan baru Anda melengkapi penawaran asli Anda. Jangan terburu-buru untuk memperluas terlalu cepat; fokus tetap pada memberikan kualitas dan nilai.
Wahyu Eko Widodo mengatakan bahwa dalam mengembangkan sebuah startup adalah tujuan yang menantang namun dapat dicapai jika Anda tetap fokus, strategis, dan fleksibel. Dengan tetap berfokus pada pelanggan, memanfaatkan teknologi, membangun tim yang hebat, dan memperoleh sumber daya yang tepat, startup Anda dapat berkembang pesat di pasar yang dinamis saat ini. Kisah-kisah sukses startup seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan OVO menunjukkan bahwa dengan inovasi, tekad, dan adaptasi terhadap teknologi, startup Indonesia dapat berkembang menjadi pemain utama di tingkat global. Dengan dukungan pendanaan yang kuat, serta fokus pada pemecahan masalah nyata di masyarakat, startup-startup ini tidak hanya mengubah industri mereka masing-masing, tetapi juga memberikan dampak positif yang luas bagi ekonomi digital Indonesia. Ekosistem startup Indonesia menghadapi tantangan signifikan dalam hal pendanaan sepanjang awal tahun 2025. Meskipun jumlah startup terus bertambah, aliran dana investasi menunjukkan penurunan drastis, mencerminkan perubahan strategi investor yang kini lebih selektif dan fokus pada profitabilitas serta keberlanjutan bisnis. Data dari Tech in Asia menunjukkan bahwa pada kuartal pertama 2025, nilai investasi yang masuk ke startup fintech Indonesia anjlok hingga 36 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini mencerminkan kehati-hatian investor dalam menempatkan dana mereka di sektor yang dianggap berisiko tinggi. Investor kini lebih menekankan pada aspek profitabilitas dan keberlanjutan bisnis dibandingkan pertumbuhan cepat semata. Startup dituntut untuk memiliki model bisnis yang solid dan mampu bertahan dalam jangka panjang. Ferdy Nandes, General Manager dan Global Vice President Sales Aspire, menyatakan bahwa investor kini lebih ketat dalam memberikan pendanaan, menuntut startup untuk lebih fokus pada margin yang sehat dan keberlanjutan jangka panjang. Para analis memprediksi bahwa tren pendanaan yang ketat akan berlanjut sepanjang 2025, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kebijakan ekonomi global dan regulasi di Indonesia. Namun, dengan adaptasi strategi bisnis yang tepat dan fokus pada keberlanjutan, startup Indonesia masih memiliki peluang untuk tumbuh dan menarik investasi.