Kiat Startup Bertahan Di Masa Sulit

Pada tahun 2025, perekonomian Indonesia menghadapi sejumlah tantangan signifikan. Pada Selasa, 18 Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hampir 4%, mencapai titik terendah dalam empat tahun terakhir. Penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran terhadap menurunnya belanja konsumen dan tingginya biaya program sosial yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto. Program-program tersebut, seperti program makanan gratis nasional senilai $28 miliar per tahun, telah membebani keuangan negara, memicu langkah-langkah penghematan yang berdampak pada infrastruktur. Selain itu, nilai tukar rupiah mengalami depresiasi sekitar 2% terhadap dolar AS sepanjang tahun ini.  Bank Indonesia (BI) berada di bawah tekanan untuk menyesuaikan suku bunga acuannya dalam upaya menstabilkan pasar yang goyah. Keputusan BI terkait suku bunga, yang dijadwalkan pada Rabu, 19 Maret 2025, menjadi krusial. Pemotongan suku bunga dapat melemahkan rupiah lebih lanjut, sementara mempertahankan suku bunga saat ini mungkin diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Pada tahun 2025, startup di Indonesia menghadapi tantangan signifikan akibat kondisi ekonomi yang kurang kondusif. Penurunan investasi dan likuiditas memaksa investor menjadi lebih selektif dalam mendanai startup. Selain itu, skandal keuangan yang melibatkan beberapa startup ternama, seperti eFishery, turut menurunkan kepercayaan investor terhadap ekosistem startup Indonesia.

Menyadari kondisi ini, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kasih Bangsa mengadakan Webinar dengan Judul Kiat Startup Bertahan Di Masa Sulit yang diselenggarakan pada Kamis 14 Februari 2025 melalui platform Zoom. Webinar ini terbuka untuk umum, terutama bagi mahasiswa, pelajar, para pelaku usaha mikro, kecildan menengah (UMKM) dan para pemilik entitas yang ingin belajar mengetahui lebih dalam tentang stratup

Ruslaini SE., MM selaku Ketua STIE Kasih Bangsa membuka  webinar ini dengan penuh semangat. Ibu Ruslaini mengatakan di tengah situasi ini, startup perlu fokus pada model bisnis yang berkelanjutan dan realistis, mengutamakan profitabilitas daripada sekadar mengejar valuasi tinggi. Selain itu, adaptasi terhadap tantangan global, seperti gangguan rantai pasok komponen teknologi, menjadi krusial untuk menjaga kelangsungan operasional. Meskipun menghadapi berbagai hambatan, terdapat peluang bagi startup yang mampu berinovasi dan beradaptasi dengan cepat. Dengan strategi yang tepat, startup Indonesia memiliki potensi untuk tetap tangguh dan berkembang di tengah kondisi ekonomi yang menantang pada tahun 2025.

Selain Ibu Ruslaini, terdapat dua narasumber yang berpengalaman yaitu Agus Setyawan dari Roleplay Studio dan M Ziaelfikar Albaba dari Indigo Space Malang. Keduanya membagikan pengetahuan dan pengalaman mereka kepada para peserta seminar tentang bagaimana Startup bisa Bertahan di Masa Sulit di tengah gejolak ekonomi Indonesi saat ini

Agus Setyawan mengatakan masa sulit bagi startup biasanya terjadi ketika mereka menghadapi tantangan besar yang mengancam kelangsungan bisnis mereka. Beberapa faktor yang menyebabkan masa sulit bagi startup meliputi Ketidakpastian Ekonomi, Pendanaan yang Sulit, Persaingan yang Ketat, Regulasi yang Berubah, Kesalahan Manajemen, Kurangnya Adaptasi Teknologi dan Tantangan Retensi Pelanggan

Startup yang ingin bertahan harus fokus pada efisiensi operasional, inovasi, dan strategi bisnis yang lebih berkelanjutan. Mereka juga perlu membangun kepercayaan dengan investor dan pelanggan agar bisa bertahan dalam kondisi pasar yang penuh tantangan

M Ziaelfikar mengatakan bahwa pada tahun 2025, ekosistem startup Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang mempengaruhi kinerja dan keberlanjutan bisnis mereka salah satunay penurunan pendanaan. Sepanjang tahun 2024, total pendanaan yang masuk ke startup Indonesia hanya mencapai US$ 1,1 miliar dari 125 kesepakatan investasi, mengalami penurunan 61,14% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini menunjukkan bahwa investor menjadi lebih selektif dalam menyalurkan dana, menuntut startup untuk memiliki fundamental bisnis yang kuat dan jalur menuju profitabilitas.

Agus Setyawan dan M Ziaelfikar membagikan beberapa kiat yang dapat membantu startup bertahan di masa sulit yaitu

  1. Fokus pada Arus Kas Positif: Startup harus memastikan bahwa mereka memiliki arus kas yang sehat. Memotong pengeluaran yang tidak perlu dan mengoptimalkan pemasukan adalah langkah penting. Menghindari pemborosan dalam operasional dapat membantu perusahaan tetap bertahan meskipun pendanaan berkurang.
  2. Adaptasi Model Bisnis: Ketika kondisi pasar berubah, startup harus fleksibel dalam menyesuaikan model bisnisnya. Mengadopsi strategi yang lebih relevan dengan kebutuhan pelanggan dan tren industri dapat meningkatkan peluang keberlanjutan perusahaan.
  3. Efisiensi Operasional: Meningkatkan efisiensi dalam operasional dapat menghemat biaya dan meningkatkan produktivitas. Menggunakan teknologi otomatisasi dan digitalisasi dalam berbagai aspek bisnis dapat membantu startup beroperasi lebih efektif.
  4. Diversifikasi Sumber Pendapatan: Mengandalkan satu sumber pendapatan bisa menjadi risiko besar. Startup harus mencari cara untuk mendiversifikasi pemasukan, misalnya dengan menambah layanan baru, menjalin kemitraan strategis, atau mengeksplorasi pasar baru.
  5. Meningkatkan Loyalitas Pelanggan: Menjaga pelanggan yang sudah ada lebih mudah dan lebih murah dibandingkan mencari pelanggan baru. Dengan memberikan pelayanan terbaik dan menjaga kualitas produk atau layanan, startup dapat membangun loyalitas pelanggan yang kuat.
  6. Mencari Pendanaan Alternatif: Jika pendanaan dari investor semakin sulit, startup dapat mencari alternatif lain seperti pinjaman usaha kecil, crowdfunding, atau hibah dari pemerintah dan lembaga pendukung startup.
  7. Tetap Inovatif dan Kompetitif : Startup yang terus berinovasi cenderung lebih mampu bertahan di tengah tantangan. Menciptakan solusi baru, memperbaiki produk, dan mengikuti perkembangan teknologi dapat memberikan keunggulan kompetitif.

Dalam situasi yang penuh ketidakpastian, fleksibilitas dan daya tahan menjadi kunci bagi startup untuk tetap bertahan. Dengan menerapkan strategi yang tepat, startup tidak hanya dapat bertahan tetapi juga berkembang di masa sulit.

Tahun 2025 memang menantang, tetapi bukan berarti tidak ada peluang. Startup yang bisa beradaptasi, fokus pada profitabilitas, dan memanfaatkan teknologi akan memiliki peluang besar untuk bangkit dan bahkan tumbuh lebih kuat. Berikut beberapa cara agar startup bisa kembali tumbuh dan berkembang di tengah kondisi yang sulit yaitu fokus pada Profitabilitas, Bukan Sekadar Pertumbuhan, Inovasi dan Adaptasi Teknologi, Pivot ke Model Bisnis yang Lebih Stabil, Efisiensi Operasional dan Pengelolaan Keuangan yang Ketat, Pendanaan: Strategi Bertahan di Tengah Krisis, Bangun Hubungan Lebih Dekat dengan Pelanggan dan Kolaborasi dan Kemitraan Strategis